Kali ini, ku akan bercerita tentang adik – adik di
Pramuka Siaga. Jujur, ku sangat suka dengan Pramuka Siaga dari pada tingkatan
Pramuka yang lain. Nggak usah tanya kenapa, karena ku memang suka dengan anak –
anak kecil. Walaupun mereka sangat susah untuk diatur tapi dibalik itu mereka
sangat menggemaskan.
Cerita sedikit tentang awal mula ku suka Pramuka. Dulu
ketika di MAN ku sangat tertarik untuk ikut Pramuka. Bagiku, pramuka merupakan
salah satu ekskul yang menantang, seru dan lain – lain. Maklum semenjak SD, SMP
ku nggak kenal dengan yang namanya pramuka. Sekali bertemu pramuka di MAN, e
langsung ke cantol. Dan di situlah ku mendapatkan 2 sahabat terbaikku, Ginuk
dan Rohmah. Banyak aktivitas yang ku ikuti ketika aktif di pramuka dulu, tapi
kali ini ku nggak akan bahas tentang apa saja aktivitasku itu.
Kembali lagi dengan pramuka siaga. Pramuka siaga
adalah tingkatan pemula bagi generasi pramuka. Pramuka siaga diperuntukkan
untuk anak berumur 8 – 11 tahun (masih lucu – lucu anak seumuran segitu tuh, J
). Namanya juga masih anak – anak jadi pendidikan yang diajarkan pun juga
berbeda dengan pendidikan penggalang – pendega. Yanda – Bunda nya ( sebutan
bagi pembina pramuka siaga ) harus bisa kreatif dan menarik agar anak – anak siaga
dapat dengan mudah diatur.
Sekarang, ku mendidik pramuka siaga di 2 SD. Memang mempunyai
perbedaan yang banyak di 2 SD tersebut. Tapi menerutku itu tidak terlalu
bermasalah bagiku. Seberusaha mungkin ku bersungguh – sungguh mempersiapkan
yang terbaik untuk amanah ini.
Tenyata menjadi pendidik itu tidak mudah, sulit
sekali. Sampai sekarang pun terkadang masih bingung mau mencari perhatian
mereka bagaimana. Di SD deket rumahku ( namanya di samarkan, supaya tidak
banyak yang tahu, hehe ) kelas 3 dan 4 nya berjumlah kurang lebih 60 an anak,
diampu oleh 1 pembina yaitu aku. Setiap kali kagiatan pramuka, harus ekstra
keras mendidik mereka. Mendidik itu totalitas, nggak bisa setengah – setengah
apalagi untuk anak – anak yang dimana diusianya harus terbentuk jiwa untuk
menyukai belajar. Mendidik itu juga harus hati – hati, jangan sampai karna
tergoda oleh sifat bandel nya anak – anak kita jadi mudah emosi.
Dekat dengan anak – anak tu ternyata menyenangkan (
klo nggak percaya, bisa dicoba kok, gratis, hehe ). Mereka tu polos alias lugu,
manja, suka cerita, suka protes, suka usil, dan lain – lain. Hal kayak itu udah
hal yang wajar bagi seusia mereka, so ( ciele, pake b. Inggris ni) pembina
harus tahan banting dengan ulah mereka.
Di pramuka siaga, ku menjadi tertantang untuk bisa
menjadi pembina yang baik bagi mereka. Memahami mereka, belajar tentang pendidikan
di Garasi nya Pak Fauzil tiap kamis pagi, dapet nasihat dari Ustadz Fatan juga,
kuliah di jurusan pendidikan, dan membaca apapun tentang dunia pendidikan menjadi
bekal ku untuk mendidik mereka.
Sesulit apapun mendidik mereka, ku akan berusaha
untuk memberikan yang terbaik buat mereka.
#belajar mendidik dari hati
weh, ada nama ku juga.
BalasHapusHahaha....
nimbrung promosi juga eh,
join with kangharunn.blogspot.com