Selasa, 02 April 2013



“ Petualangan Athifa , gadis periang pilihan Allah untuk jadi peserta spesial kami “



 
Pagi itu, seperti agenda rutin tiap bulannya. JAN ( nama tim trainingnya ) mengadakan outbound untuk adik – adik SD khususnya SD kelas 6.
Sudah menjadi kewajiban bagi kami, TIM JAN untuk mempersiapkan hal – hal yang diperlukan untuk outbound. Salah satu persiapannya adalah Role Play, dimana kita mempunyai tugas masing – masing dalam setiap aktivitasnya dan mempraktekannya kepada teman – teman satu TIM.
Semua harus dipersiapkan secara maksimal, walapun pada hari berikutnya apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Dari 6 orang Tim yang menangani outbound ini ternyata 3 orangnya ijin tidak bisa ikut karena ada keperluan, dan dari 7 peserta yang sudah direncanakan ikut, ternyata ada 6 orang yang mengundurkan diri. Hal ini memang diluar dugaan kami. Semua ini sudah direncanakan oleh Allah untuk kami.
Dan inilah petualangan kami bersama gadis sholihah pilihan Allah,

“ Petualangan Athifah “

Nama lengkapnya Hasna Athifa. Gadis manis yang sholihah ternyata baru duduk di kelas 5. Athifa menjadi peserta pertama dan terakhir bagi kami.
Dalam petualangan ini, Athifa mempunyai misi yaitu menemukan “ Harta surga “. Dalam mencari harta surga, Athifa akan dibantu oleh 3 orang yaitu penunjuk jalan ( Pak Denis ), Pembisik ( saya ), dan sang penjaga ( Mz Didit ).

Seperti petualangan pada umumnya, Athifa akan melewati beberapa tempat untuk menemukan harta surga. Pertama Athifa harus melewati hutan, kemudian sungai, menara surga, kolam ikan, dan yang terakhir adalah rumah Allah ( Mushola )

Sebelum berangkat ke hutan, Athifa mempunyai tugas untuk mengingat, mencatat dan menulis segala sesuatu yang mengganggu pikiran. Setelah menulis, Athifa membakar tulisannya sendiri.
Langkah kedua, Athifa menuju Hutan, di dalam perjalanan Athifa harus mengambil 3 benda yang berada di alam, syaratnya tidak boleh dipetik dan tidak boleh di cabut. Setelah mendapatkan tiga benda alam, Athifa menuju Sungai. ( Menjadi pembisik bagiku tidak bisa berperan banyak, semuanya dilakukan oleh Athifa sendiri.  semangatnya tak kenal batas, obsesinya membuatnya selalu berusaha menyelesaikan tugasnya )


Pak Denis sebagai penunjuk jalan sudah menunggu Athifa di sungai. 3 benda yang sudah diambilnya dari hutan diserahkan kepada Pak Denis. Athifa memberikan batu, daun hijau, dan daun coklat. Kemudian Pak denis menyuruh  Athifa mengambil 1 benda dari ketiga benda yang di ambil dari hutan. Athifa mengambil daun coklat. Kemudian Pak Denis bertanya pada Athifa, mengapa Athifa memilih daun coklat ini?  Karna beda dengan yang lain, jawab Athifa. 
 
Nah, Athifa juga seperti itu. Athifa itu unik, beda dengan yang lain. Di Dunia ini hanya ada 1 Athifa. Walaupun Athifa mempunyai saudara kembar pun, pasti diantara kalian ada hal yang berbeda. Yang menentukan Athifa masuk surga adalah Allah.
Karna Athifa sudah sampai di pos sungai maka Athifa berhak tahu tentang kunci surga yang pertama yaitu Ilmu. Tentunya ilmu yang bermanfaat. Ilmu dibagi menjadi 2 yaitu ada ilmu dunia dan akhirat. Ilmu dunia seperti Fisika, Matematika, B. Indonesia, dan lain – lain. Ilmu akhirat seperti Baca Tulis Al – Qur’an, Ibadah, dan lain sebagainya. Selain mencari ilmu, Athifa juga bisa membagikan ilmunya, contohnya mengajari adik belajar. Membagi ilmu kita kepada orang lain termasuk dalam amal yang tidak pernah putus pahalanya. 

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)



Selanjutnya Pak Denis memberikan instruksi kepada  Athifa untuk melanjutkan perjalanan mendapatkan kunci surga yang kedua. Sampai di pos kedua Athifa harus menggambar cita – cita yang ingin dicapainya ketika besar nanti. Setelah menggambar, Athifa harus menempelkan di atas menara. Untuk sampai di atas menara , Athifa harus melewati jembatan goyang dan pulang dengan berjalan di atas tali. 



Athifa mempunyai cita – cita sebagai koki. Setelah menggambar, ia bersiap untuk menempelkan gambarnya tersebut di atas menara. Ku lihat mukanya yang manis, tampak tak ada rasa takut dalam dirinya. Athifa lewati tantangan berjalan di atas jembatan dengan rasa optimis dan percaya diri. Kemudian sampailah di atas menara. Setelah menempelkan gambar, Athifa melewati tantangan high risk yang terakhir yaitu berjalan di atas tali. Tantangan ini Athifa lewati dengan baik. 

Setelah melewati tantangan di Menara.  Pak Denis berbicara kepada Athifa. Athifa bisa melewati tantangan jembatan goyang dan berjalan di atas tali karena Athifa yakin Athifa bisa. Athifa percaya diri. Nah, Athifa yakin bahwa surga itu ada? Yakin, jawab Athifa. Athifa tahu ada surga dari mana? Dari orang tua, jawab Athifa. Athifa tahu orang yang mengabarkan adanya surga itu siapa? Orang yang tak pernah berbohong dan berdusta, yaitu Nabi Muhammad SAW. jadi kunci kedua untuk masuk surga adalah Iman. 





 
Pos kedua sudah Athifa lewati dengan sangat baik. Kemudia Athifa akan menuju kolam ikan. Untuk perjalanan menuju ke kolam ikan, Athifa akan diantar menggunakan motor. Sesampainya di kolam ikan, Athifa mendapat tugas dari Pak denis untuk mencari 3 binatang yang masih hidup. Selama setengah jam lebih Athifa berusaha mencari – cari binatang yang bisa ditangkapnya. Ia sudah mendapatkan seekor semut dan seekor belalang hijau.  Sampai waktu berakhir Athifa hanya mendapatkan 2 ekor binatang saja. Karena Athifa hanya mnedapatkan 2 ekor binatang maka Athifa hanya mempunyai 2 petunjuk untuk mendapatkan buah peer yang sudah diletakkan oleh Mz Didit di hutan. Petunjuk yang pertama, buah peer itu tidak berada di sebelah kanan. Kedua, buah peer itu ada di atas batang pohon. Setelah mendapat 2 petunjuk ini, Athifa mulai masuk hutan. Mencari – cari jalan yang bisa dilewati untuk sampai ke jalanan. Di dalam perjalanan, Athifa juga mencari buah peer yang dengan petunjuk yang sudah diberikan oleh Pak Denis. Setetlah berputar – putar dalam hutan, Athifa tidak menemukan buah peer tersebut, kemudian ia mengakhiri pencariannya.


Pak Denis sudah menunggu Athifa. Karna Athifa tidak menemukan buah peer nya, maka Pak denis memberikan buah peer yang berada dalam tasnya. Tugas Athifa selanjutnya adalah mencari 1 orang yang Athifa tidak kenal untuk diberikan buah peer ini kepadanya. Setelah diberikan Athifa meminta orang tersebut untuk menulis doa untuk Athifa dan minta tandatangannya.

Di dalam perjalan menuju rumah Allah, Athifa bertemu dengan seorang ibu – ibu yang sedang mengambil jemurannya. Kemudian Athifa menyampaikan niat nya kepada ibu tersebut. Bu Maryati menerima Athifa dengan baik. 



Athifa menuju Rumah Allah ( Mushola ). Di rumah Allah, Athifa bisa beristirahat. Ia melaksanakan sholat dan makan bersama para . Setelah selesai sholat dan makan. Pak Denis menyampaikan kunci surga yang ketiga kepada Athifa yaitu Amal. Amal yang Athifa lakukan kepada ibu Maryati tadi.
Dan kunci surga yang terakhir adalah Ikhlas.
Untuk tugas terakhir, Athifa harus menulis surat yang ditunjukan untuk orang tua Athifa.


Catatan perjalananku mendamping Athifa :
Ku tak banyak perperan dalam petualangan Athifa. Ia gadis yang percaya diri, periang, baik, dan pintar. Awalnya ku rasakan dari raut wajahnya, ia kecewa menjadi satu – satu nya peserta dalam outbound ini. Namun pada akhirnya ia bisa melewati tantangan yang diberikan oleh Pak denis. Ia menikmati sekali setiap tantangan. Ia jalankan setiap tantangan dengan hasil yang baik. Tak pernah sedikitpun terucap kata lelah dalam dirinya. Dalam lubuk hati yang paling dalam, ku kagum dengan gadis ini. Ia menjadi peserta spesial kami. Ku banyak belajar dari Athifa. Belajar tentang optimis, percaya diri, pantang menyerah, tidak mudah mengeluh, dan selalu memberikan hasil yang terbaik.

“ bila harapan indahmu tidak menjadi kenyataan, maka hadapilah apapun kenyataanmu, ikuti alurNya, ikuti kehendakNya. Suatu ketika apa yang menjadi kenyataanmu sekarang adalah jalan yang terbaik dari Allah untuk membuatmu semakin baik dan dewasa. “

Trimakasih ya Allah, trimakasih Athifa sudah menjadi peserta spesial outbound ini. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar